Jawab
Pertanyaan Di Bawan Ini Dengan Baik dan Benar!
1. Sebutkan
ciri-ciri berpikir filsafat dan berilah contoh!
2.
Apa yang
saudara ketahui tentang : a). Renaisance,
b). Skolastik
3.
Siapa
sajakah yang termasuk tokoh-tokoh filsuf Alam, dan apa saja pokok-pokok
pemikirannya tentang alam?
4.
Plato (427-347 SM). Plato merupakan filosuf terbesar sepanjang zaman. Inti
teorinya adalah tentang “ide”. Apa yang dimaksud “ide” oleh Plato. Mohon
jelaskan! Di samping ide, ada teori-teori lain yang takkalah pentingnya, antara
lain tentang politik (negara), etika, jiwa, bahkan
wanita. Jelakan pemikiran tersebut di atas.
5.
Aristoteles (384-322 SM). Murid Plato dan filosuf terbesar kedua gurunya. Namun demikian Aristoteles sangat berseberangan dengan gurunya, utamanya tentang “ide”. Ia pun menciptakan teori materi (matter) dan bentuk (form) untuk menentang pendapat Plato. Apa yang dimaksud materi dan bentuk dalam teori metafisika Aristoteles? Jelaskan pula pemikiran filsafat Aristoteles tentang logika, politik, etika, jiwa dan wanita.
6. Plotinus (203-269).
Ajaran Plotinus bisanya dinamakan neo-palatonisme. Mengapa demikian? Adakah kaitan antara Plato dengan Plotinus? Jelaskan pula
pemikran Plotinus berikut ini: The One, Nus dan Soul! Bagaimana kaitan antara ketiganya dan bagaimana
posisi manusia dan tujuan hidupnya?
7. Filsafat Modern.
Abad modern ditandai dengan lahirnya beberapa aliran filsafat. Filsafat itu antara lain: rasionalisme, empirime, positivisme, idealisme, materialisme dan pragmatisme. Jelaskan aliran-aliran tersebut beserta para tokohnya!
1
Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak
identik dengan berfikir. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti
berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti
berfikir.
Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar bisa lulus dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir secara kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu ada beberapa ciri berfikir secara kefilsafatan.
1. Berfikir secara radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya. Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai ke akar-akarnya adalah berfikir sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
2. Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.
3. Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan pemikiran “apakah kebebasan itu”?
4. Berfikir secara koheren dan konsisten. Artinya, berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir secara runtut.
5. Berfikir secara sistematik. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu.
6. Berfikir secara komprehensif (menyeluruh). Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Berfikir secara bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat . akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.
8. Berfikir atau pemikiran yang bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Seorang filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk membiarkan pikirannya menjelajahi kenyataan. Namun, fase berikutnya adalah bagaimana ia merumuskan pikiran-pikirannya itu agar dapat dikomunikasikan pada orang lain serta dipertanggungjawabkan.
Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar bisa lulus dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir secara kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu ada beberapa ciri berfikir secara kefilsafatan.
1. Berfikir secara radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya. Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai ke akar-akarnya adalah berfikir sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
2. Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.
3. Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan pemikiran “apakah kebebasan itu”?
4. Berfikir secara koheren dan konsisten. Artinya, berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir secara runtut.
5. Berfikir secara sistematik. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu.
6. Berfikir secara komprehensif (menyeluruh). Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Berfikir secara bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat . akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.
8. Berfikir atau pemikiran yang bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Seorang filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk membiarkan pikirannya menjelajahi kenyataan. Namun, fase berikutnya adalah bagaimana ia merumuskan pikiran-pikirannya itu agar dapat dikomunikasikan pada orang lain serta dipertanggungjawabkan.
berfikir radikal. Artinya berfikir sampai keakar-akarnya.
Radikal berasal dari kata Yunani “radix” yang berarti akar.Dengan demikian
berfikir secara radikal adalah berfikir sampai ke akar akarnya dan Berfikir
sampai ke hakekat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
berfikir sistematis. Sistematis adalah
berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam suatu keseluruhan
sehingga tersusun suatu pola pemikiran Filsufis. Sistematis juga bisa diartikan
adanya hubungan fungsional antara unsur-unsur untuk mencapai tujuan tertentu.
berfikir kritis. Berpikir yang
ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban
berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives.
berfikir bebas. Berfikir secara
bebas.Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun
religius.Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati,
atauanarkhi.sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat Akan
tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran
itu sendiri Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam
sangatlah terikat.
berfikir universal.erfikir secara
kefilsafatan dicirikan secara universal (umum) dalam artian Berfikir secara
universal adalah berfikir tentang hal serta proses yang bersifat umum, dalam
arti tidak memikirkan sesuatu yang parsial.
2. stilah Renaissance berasal dari bahasa
Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian
renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik
Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat.
Dalam pengertian yang lebih spesifik,
Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di mana perkembangan
kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti
ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem
kepercayaan, perkembangan sistem politik, institusional, bentuk-bentuk sistem
kepercayaan yang baru dan lain-lain.
Secara historis Renaissance adalah
suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya telah
dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali
pada sumber-sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang
memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.
Pemakaian kata Renaissance pertama kali
oleh Jules Michelet, seorang sejarawan Perancis yang lahir di abad ke-18 dan
mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19 karena karyanya yang berjudul
“History of France” yang menekankan bahwa masa romatik Abad Pertengahan
bukanlah sama sekali tidak berguna bagi perkembangan kebudayaan Barat.
Jules Michelet membedakan antara
masyarakat Renaissance dengan masyarakat Abad Pertengahan adalah pada
penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam buku “History of France”
itulah terdapat kata Renaissance yang digunakan untuk menyebutkan jaman setelah
Abad Pertengahan. Menurut Jules Michelet, Abad Pertengahan ditandai oleh faktor
dogmatis, sedangkan manusia Renaissance ditandai oleh faktor humanis.
Setelah Jules Michelet menggunakan kata
Renaissance dalam tulisannya, selanjutnya dipopulerkan oleh penulis-penulis
Eropa lainnya, seperti Jacob Burckhardt, dengan buku berjudul “The Civilization
of the Renaissance in Italy”.
Jacob Burckhardt mengemukakan definisi
Renaissance sebagai gerakan yang menemukan dunia dan manusia yang sebenarnya.
Burckhardt memandang Renaissancelah yang menyelami manusia dan dunia, artinya
Renaissance dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai
ikatan dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia
tidak lagi berpaling dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama
Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat
keselamatan.
Renaissance mempunyai arti penting
dalam sejarah kebudayaan Barat. Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran,
keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu
tidak ada batasnya.
Manusia Renaissance ditandai dengan
pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu
pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang
lebih banyak ditujukan untuk dunia.
Di jaman Renaissance, manusia hidup
bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin
gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup,
sehingga bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai
melepaskan diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum
mulai memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam
yang berdasarkan ilmu pasti, mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang
sampai masa itu diajarkan dan dipercaya sebagai kebenaran ilahi.
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT SKOLASTIK
Filsafat barat
abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”karena berdasarkan pada pendekatan
sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangatmembelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak
lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Semua
hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaumgereja dan apabila terdapat
pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orangyang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.
1
Masa
abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa
Patristik
dan masa
Skolastik
2
. Istilah
skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata
school
, yang berarti
sekolah
. Atau dari kata
schuler
yang mempunyai
arti kurang lebih sama yaitu
ajaran
atau
sekolahan.
Yang demikian
karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yangmengajarkan apa yang diistilahkan
sebagai
artes liberales
(seni bebas)
meliputi mata pelajaran
gramatika, geometria,
arithmatika, astronomi, musika
, dan
dialektika
. Dialektikaini
sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.
3
Jadi, skolastik
berartialiran atau yang berkaitan dengan
sekolah.Kata
skolastik
menjadi istilah bagi filsafat pada abad
9 s/d 15 yang mempunyai corak khusus
yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.
4
Perkataan
skolastik merupakan corak khasdari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat
skolastik adalah filsafat yang mengabdi padateologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifatada,
kejasmanian, kerohanian, baik buruk
5
.Sebutan
skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahandiusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu
itu terikat pada tuntutan pengajaran
3
0 comments:
Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan fasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.
Post a Comment