Translate this page

Friday, April 12, 2013

CONTOH RESUME MATA KULIAH EKONOMI MAKRO




RESUME MATA KULIAH EKONOMI MAKRO :
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2012
(BERDASARKAN DATA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA KUARTAL I, II, III, IV TAHUN 2012)

A.      Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.[1]

B. Sumber Kenaikan Utama Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1.         Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

2.         Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.

3.         Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.[2]

C.      Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).[3]

D.      Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana par pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses untuk mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan – kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
1.         Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri sekaksimal mungkin.
2.         Faktor infestasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar.
3.         Faktor perdagangan Luar Negari dan Neraca Pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan mestabilkan nilai rupiah.
4.         Faktor kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipasif dan dapat diterima pasar.
5.         Faktor Keuangan Negara, yaitu barupa kebijakan fiskal yang kontruktif dan mampu untuk membiayai pengeluaran pemerintah ( todak defisit )

E.      Ringkasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012[4][5]
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan I hingga triwulan IV mencapai 6,23 persen. Perekonomian Indonesia tumbuh 6,23% YoY sepanjang Januari-Desember 2012 atau lebih rendah dari target pemerintah dalam APBN-P 2012 sebesar 6,5% YoY. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2012 sendiri, tercatat sebesar 6,11% YoY dibandingkan kuartal IV 2011. Penurunan pada kuartal IV-2012 ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06 persen karena siklus musiman.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 itu didorong oleh pengeluaran rumah tangga yang tumbuh 5,28%, pengeluaran konsumsi pemerintah 1,25%, Karena ada moratorium PNS, sehingga belanja pemerintah tidak terlalu tinggi. Ekspor memang rendah sehingga terjadi defisit. Jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari konsumsi dan investasi. Pengeluaran konsumsi pemerintah rendah karena ada efisiensi pengeluaran barang dan moratorium pegawai negeri sipil sehingga belanja tidak tinggi. Akan tetapi, investasi tumbuh dibandingkan dengan persentase tahun lalu yang hanya 8,77 persen
Pembentukan modal tetap bruto 9,81%, ekspor 2,01%, dan impor 6,65%. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif pada 2012.  Tiga sektor yang tumbuh tinggi pada tahun 2012, tercatat pertumbuhan terjadi di tiga sektor ekonomi, terutama dalam bidang pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 9,98 persen serta perdagangan, hotel dan restoran 8,11 persen, dan konstruksi 7,5 persen.
Sementara, sumber pertumbuhan terbesar pada tahun 2012 berasal dari industri pengolahan yang mencapai 1,47 persen. Kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,44 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 0,98 persen. Struktur PDB untuk pembentukan modal tetap bruto pada tahun ini meningkat dari tahun lalu yang hanya tercatat 31,97 persen, sementara komponen yang lain cenderung menurun. Sementara itu, Jawa masih menjadi penyumbang utama dalam pembentukan PDB nasional 2012 hingga mencapai 57,63 persen, diikuti Sumatra 23,77 persen, Kalimantan 9,3 persen, Sulawesi 4,73 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,51 persen serta Maluku dan Papua 2,06 persen.
Meski demikian BPS tidak merinci lebih lanjut nilai absolut produksi dari masing-masing industri manufaktur yang dimaksud. Ia hanya menjelaskan, bahwa kenaikan produksi industri manufaktur selain didorong kinerja ekspor yang masih cukup bagus. Selama tahun 2012, jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi yaitu peralatan listrik yang naik 12,57 persen, karet, barang dari karet dan plastik (11,92 persen), barang galian bukan logam (10,48 persen), komputer, barang elektronik dan optik (10,34 persen), jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (8,61 persen). Selanjutnya bahan kimia dan barang dari kimia (7,23 persen), pengolahan tembakau (5,42 persen), pakaian jadi (4,91 persen), alat angkutan (3,57 persen), kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer (3,23 persen), dan barang logam, bukan mesin dan peralatannya (1,82 persen).
Sebaliknya jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi pada tahun 2012 antara lain logam dasar yang turun 8,48 persen, tekstil (8,32 persen), mesin dan perlengkapan yang telah diolah 8,31 persen, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki (6,96 persen), furnitur (6,60 persen), kertas dan barang dari kertas (4,37 persen), pengolahan lainnya 3,49 persen. Dengan demikian, PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta atau 3.562,6 dolar AS atau meningkat dibandingkan dengan PDB per kapita pada 2011 yang mencapai Rp30,4 juta atau 3.498,2 dolar AS.


[1] Narotama, Indra. 2012. Definisi Pertumbuhan Ekonomi. Surabaya : Narotama. URL : http://indrasantosa.dosen.narotama.ac.id/
[2] Hadiputri. 2012. Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Perubahan Output Per Kapita. Bandung : IPB Repository. URL : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58083/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka%20dan%20Kerangka%20Pemikiran.pdf?sequence=2
[3] Damarjati. 2011. Analisis Faktor – Faktor Mempengaruhi Kesenjangan. Semarang : UNDIP E-Journal. URL :http:// eprints.undip.ac.id/26542/1/Full_Text..1_(R).pdf
[4] Purwanto, Didik. 2013.  Pertumbuhan Ekonomi Indonesi 2012. Jakarta : Kompas. URL : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/05/12192140/Pertumbuhan.Ekonomi.2012.Hanya.6.23.Persen
[5] Anonim. 2013. Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012. Jakarta : Republika. URL : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/02/01/mhji5l-industri-manufaktur-catat-lonjakan-produksi-di-2012

Filled Under:

0 comments:

leave comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange

5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.

Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan fasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.

Me

Post a Comment